Friday, December 7, 2018

EPISTIMOLOGI



EPISTIMOLOGI
(Cara Mendapatkan Ilmu Pengetahuan)
1.      Pengertian
Epistimologi terdiri dari dua kata yaitu “Episteme” artinya Pengetahuan (knowledge) dan logos “ ilmu”. Epistimologi merupakan cara menyusun pengetahuan dengan cara yang benar. Landasan dalam ilmu epistimologi disebut dengan  metode ilmiah. Dengan kata lain, metode ilmiah adalah cara yang dilakukan dalam menyusun ilmu pengetahuan  yang benar. Objek material epistimologi adalah pengetahuan sedangkan objek formalnya adalah hakikat pengetahuan.
Setiap jenis pengetahuan mempunyai ciri-ciri yang spesifik  mengenai  apa (ontology), bagaimana (epistimologi) dan untuk apa (aksiologi) pengetahuan di susun. Ketiga landasan ini saling berkaitan  jadi ontology ilmu terkait dengan epistimologi  ilmu dan epistimologi ilmu terkait dengan aksiologi ilmu dan seterusnya. Jadi kalau ingin membicarakan ilmu, maka hal ini harus dikaitkan dengan ontology dan aksiologi ilmu.
Persoalan-persolan yang dikaji  dalam epistimologi berkisar pada masalah: asal usul pengetahuan, peran pengalaman dan akal dalam pengetahuan dengan kebenaran, kemungkinan skeptisme universal dan  bentuk-bentuk  perubahan pengetahuan yang berasal dari konseptualisasi  baru mengenai dunia. Begitu juga dengan masalah yang dihadapi oleh epistimologi keilmuawan  yakni bagaimana  menyusun pengetahuan yang benar untuk menjawab permasalahan  mengenai dunia empiris.
Istilah-istilah yang setara dengan epistimologi adalah:
a.       Kriteriolgi; yakni cabang fislafat yang membicarakan ukuran besar atau tidaknya ilmu pengetahuan.
b.      Kritik pengetahuan, yaitu pembahasan  mengenai pengetahuan secara kritis.
c.       Gnisiology, yaitu perbincangan  mengenai pengetauan yang bersifat  ilahiah (Gnosis)
d.      Logika material, yaitu pembahasan logis dari segi isinya, sedangkan logika formal  lebih menekankan dari segi bentuknya.
Perbincangan penting dalam epistimology juga terkait dengan jenis-jenis  pengetahuan. Paling tidak ada dua jenis ilmu pengetahuan, yaitu pengetahuan ilmiah dan pengetahuan non ilmiah: pengetahuan ilmiah memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
a.       Berlaku umum, artinya jawaban atas pertanyaan apakah sesuatu hal itu layak atau tidak layak tergantung pada faktor-faktor subjektif.
b.      Mempunyai kedudukan mandiri (otonomi) artinya meskipun faktor-faktor di luar ilmu juga ikut berpengaruh, tetapi harus diupayakan agar tidak menghentikan pengembangan ilmu secara mandiri.
c.       Mempunyai dasar pembenaran, artinya cara kerja ilmiah diarahakn untuk memperoleh derajad kepastian  yang sebesar mungkin.
d.      Sistematik, artinya ada system dalam susunan penegtahuan dan dalam cara memperolehnya.
e.       Intersubjektif, artinya, kepastian pengetahuan ilmiah tidaklah didasarkan atas intuisi-intuisi serta pemahaman-pemahaman secara subjektif, melainkan dijamin oleh sistemnya itu sendiri.

2.      Cara mendapatkan ilmu pengetahuan
a.       Penemuan secara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan merupakan penemuan ysng berlangsung tanpa disenagaja. Penemuan ini berhasil dilakukan tanpa sebuah rencana, ini merupakan cara yang tidak ilmiah, tetapi benar dan bermanfaat, misalnya kesalahan bagian produksi dalam mencampura bahan pembuatan kertas pada perusahaan kertas, akhirnya terjadi kerugian besar pada perusahaan tersebut.

b.      Coba dan Ralat (trial and error)
Kebenaran melalui coba dan ralat atau trial and error terjad tanpa adanya kepastian atau tidak berhasil menemukan kebenaran yang dicari dan yang dicari itu sendiri belum jelas. Penemuan  melalui cara ini sering kali memerlukan waktu yang lama, tanpa rencana, tidak terarah dan tidak di ketahui, ada penemuan kebenaran jenis ini yang bisa di terima dan ada yang tidak dapat diterima.


c.       Melalui otoritas dan kewibawaan
Pendapat orang-orang yang memiliki kewibawaan sering diambil sebagai sebuah kebenaran. Pendapat ini tidak didasarkan kepada pengertian ilmiah. Pendapat yang dinyatakan seseorang yang setelah dibuktikan ketidakbenarannya akan tertolak sendiri. Bahkan pendapat dimaksud terbukti ada. Kebenarannya pun belum dapat diterima secara kebenaran yang diahasilkanya merupakan kebenaran sesaat kebenaran untuk suatu kondisi tertentu saja.

d.      Dengan cara spekulatif
Penemuan kebenaran terjadi karena adanya usaha mencari sebuah masalah. Solusi yang diduga dapat memecahkan satu dalam berbagai bentuk. Bentuk ini menjadi solusi. Pilihan terhadap solusi inilah yang merupakan penemuan kebenaran, cara penemuan kebenaran ini pun diterima secara ilmiah.

e.       Dengan kebenaran melalui cara berfikir dan krirtis
Penemuan kebenaran ini terjadi karena adanya upaya dan pengalaman dan kemampuan berfikir seseorang untuk mencari solusi dari masalah. Pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki sesoerang menjadi dasar dalam berfikir  untuk memecahkan masalah secara tepat. Cara berfirkir yang ditempuh pada tingkat permulaan dalam memecahkan masalah adalah dengan cara berfikir  analitis dan berfikir sintesis.
f.       Penemuan kebenaran melalui penelitian ilmiah
Penemuan kebenaran melalui sebuah penelitian ilmiah merupakan cara penemuan kebenaran yang ilmiah. Penelitian ini merupakan kegiatan penemuan kebenaran yang didasarkan kepada hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa  setiap akibat berdasarkan  pada suatu sebab. Artinya setiap gejala yang tampak dapat dicari menjelaskannya secara ilmiah.
Langkah-langkah yang dilakukan penemuan pengetahuan secara ilmiah:
1.      Perumusan masalah yang merupakan pertanyaan mengenai objek empris yang jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasi faktor-faktor yang terkait di dalamnya.
2.      Penyusunan kerangka berfikir dalam pengajuan hipotesis yang merupkn argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai faktor yang saling berkait dan membentuk konstelasi permasalahan. Kerangka berfikir ini disusun secara rasional berdasarkan premis-premis  ilmiah yang telah teruji kebenarannya dengan memperhatikan faktor-faktor empiris yang sesuai dengan permasalahan yang ada.
3.      Perumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara atau dugaan terhadap pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangk berfikir yang dikembangkan
4.      Pengujian hipotesis merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan  dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis atau tidak
5.      Penarikan kesimpulan merupakan penilaian apakah hipotesis yang diajukan benar atau tidak.

Penemuan kebenaran yang telah dilakukan dengan menggunakan langkah yang sesuai dengan kaidah –kaidah yang telah ditentukan maka harus mempunyai ciri- ciri sebagai berikut:
1.   Harus konsisten dengan teori-teori sebelumnya yang memungkinkan tidak terjadinya kontradikasi dalam teori-teori secara keseluruhan.
2.   Harus cocok dengan fakta-fakta empiris sebab teori yang manapun konsitensinya sekiranya tidak dapat diterima kebenarannya secara ilmiah.
3.   Dalam pelaksanaannya melalui suatu metode yang harus mencapai suatu universal dan koheren.
4.   Dalam penerapannya  dituntut adanya suatu sistem yang konsisten
5.   Penemuaanya harus bersifat objektif, artinya terpimpin dan dan tidak  mengalami distorsi karena adanya berbagi prasangka subjektif
6.   Penelitian ilmiah harus diverifikasi dan terbuka untuk diperiksa oleh ilmuwan  yang lain.
Pengetahuan yang telah di dapatkan dibedakan atas beberapa karakteristik yang dapat dibedakan sebagai berikut:
1.      Pengetahuan indrawi yaitu; jenis pengetahuan yang didasarkan atas sense (indra) atau pengalaman manusia sehari-hari.
2.      Pengetahuan akal budi;yaitu jenis pengetahuan yang didasarkan atas kekuatan rasio
3.      Pengetahuan intuitif; jenis pengetahuan yang memuat pemahaman secara cepat.  Intuisi, ujar Archie Bahm adalah nama yang diberikan pada cara pemahaman kesadaran ketika pemahaman tersebut berwujud penampakan langsung.
4.      Pengetahuan kepercayaan atau pengetahuan otoritatif adalah  yaitu; jenis pengetahuan yang dibangun atas kredebilitas sorang tokoh atau sekelompok orang yang dianggap profesional di bidangnya.






Daftar Pustaka
Amsal Bakhtiar, 2010, Fisafat ilmu, Jakarta: Rajawali Press
Jujun S. Surya Sumantri, 2007, Filsafat Ilmu, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Mohammad Adib, 2011, Filsafat ilmu, Onotologi, epitimologi, Aksiologi, dan logika Ilmu Pengetahuan, Yogyakarta: Pustaka Belajar
Rizal Mustansyir dan Misnal Munir, 2006, Filsafat Ilmu, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

1 comment:

  1. Harrah's Gulf Coast Casino in Harrah's - DRMCD
    The 과천 출장안마 casino offers slots and table games along 고양 출장마사지 with blackjack, poker, 동해 출장안마 and other 동두천 출장샵 games to play on the casino 여수 출장샵 floor,

    ReplyDelete