TEORI UMUM MEDIA
A.
Teori Media
Secara harfiah media dalam literatur bahasa yang merupakan kalimat jamak
dari kata “medium” yang diartikan sebagai perantara atau pengantar.
Sedangkan pengertian media menurut para ahli adalah
sebagai berikut:
1.
Menurut
Lesle J. Brigges dalam Sanjaya (2008:204) menyatakan bahwa
media adalah alat untuk perangsang bagi peserta didik dalam proses
pembelajaran.
2.
Rossi dan
Breidle dalam Sanjaya (2008:204) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah
seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti
radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya.
3.
Gerlach,
media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, tetapi hal-hal lain yang
memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan. Media itu meliputi orang,
bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Bentuk
media adalah bentuk fisik dimana sebuah pesan digabungkan dan ditampilkan dengan tampilan yang menarik
pebelajar dalam memahami materi yang ingin disajikan.
B. Bentuk dan Jenis Media
Media mempunyai beberapa bentuk dan bentuknya bermacam ragam dan
bervariasi seperti:
ü
diagram
(gambar diam dan teks),
ü
slide
( gambar diam lewat proyektor) ,
ü
video (gambar
bergerak dalam TV),
ü
multimedia
komputer (grafik, teks, dan barang bergerak dalam TV)
Setiap
media itu mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing tergantung kepada konten (isi pesan) yang ingin
disampaikan. Memilih sebuah media bisa menjadi
sebuah tugas yang kompleks merujuk kepada cakupan yang luas dari media yang
tersedia, keanekaragaman siswa dan banyak tujuan yang akan dicapai.
Dalam pelaksanaan dilapangan seorang guru dihadapkan
pada sebuah kennyataan bahwa si guru harus benar-benar jeli dalam memilih
sebuah media yang akan digunakan dan pada situasi pembelajaran bagaimana
seorang guru dapat menggunakan media sebagai alat bantu dalam penyampaian
materi. Guru juga dituntut untuk mampu mengembangkan sistem dan strategi
beserta media pembelajran yang diselenggarakannya. Smaldino (2008) berpendapat
bahwa jenis media pada penggunaannya dengan berbagai kombinasi yang cocok dan
memadai akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar,
menimbulkan gairah belajar dan memungkinkan siswa untuk berinteraksi secara
langsung dengan kenyataan yang dimediakan.
Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain: tape
recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide (gambar
bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer sedangkan sumber
belajar berupa buku-buku literatur sebagai bahan rujukan. Dengan kata lain,
media adalah komponen belajar atau wahana fisik yang mengandung materi
instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar
(Gagne dan Briggs,1975 dalam Azhar,2007:4). Dalam hal semacam ini media mengambil peran yang sangat penting dalam suatu proses pembelajaran dan memiliki peranan besar di dalam dunia pendidikan, sehingga dalam penggunaannya yang tepat dapat
meningkatkan kualitas dalam pembelajaran.
Menurut Sumiati dan Asra (2008:163) mengemukakan kegunaan media yaitu:
1)
Menjelaskan materi pembelajaran atau objek yang
abstrak (tidak nyata) menjadi konkrit (nyata).
2)
Memberikan pengalaman nyata dan langsung karena
siswa dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan tempat belajarnya.
3)
Mempelajari materi pembelajaran secara
berulang-ulang.
4)
Memungkinkan adanya persamaan pendapat dan
persepsi yang benar terhadap suatu materi pembelajaran atau objek.
5)
Menarik perhatian siswa, sehingga membangkitkan
minat, motivasi, aktivitas, dan kreativitas belajar siswa.
6)
Membantu siswa belajar secara individual,
kelompok, atau klasikal.
7)
Materi pembelajaran lebih lama diingat dan mudah
untuk diungkapakn kembali dengan cepat dan tepat.
8)
Mempermudah dan mempercepat guru menyajikan
materi pembelajaran dalam proses pembelajaran.
9)
Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indera.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dijelaskan bahwa penggunaan media sebagai alat bantu
mengajar merupakan salah satu upaya menyalurkan pesan dari guru ke siswa
sebagai penerima pesan. Oleh karena itu, media pembelajaran memberikan solusi
yang tepat bagi guru untuk digunakan dalam proses pembelajaran, sehingga dapat
membantu dalam hal pencapaian kompetensi belajar siswa.
Rudy Bretz (1971) menggolongkan
media berdasarkan tiga unsur pokok (suara, visual dan gerak):
1.
Media audio
2.
Media cetak
3.
Media visual diam
4.
Media visual gerak
5.
Media audio semi gerak
6.
Media visual semi gerak
7.
Media audio visual diam
8.
Media audio visual
gerak
Anderson (1976)
menggolongkan menjadi 10 media:
1.
Audio : Kaset audio,
siaran radio, CD, telepon
2. Cetak : buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
3. Audio-cetak : kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
4. Proyeksi visual diam : Overhead transparansi (OHT), film bingkai (slide)
5. Proyeksi audio visual diam : film bingkai slide bersuara
6. Visual gerak : film bisu
7. Audio visual gerak : film gerak bersuara, Video/VCD, Televisi
8. Obyek fisik : Benda nyata, model, spesimen
9. Manusia dan lingkungan : guru, pustakawan, laboran
10. Komputer : CAI
Schramm (1985)
menggolongkan media berdasarkan kompleksnya suara, yaitu: media kompleks (film,
TV, Video/VCD,) dan media sederhana (slide, audio, transparansi, teks). Selain
itu menggolongkan media berdasarkan jangkauannya, yaitu media masa (liputannya luas dan
serentak / radio, televisi), media kelompok (liputannya seluas ruangan / kaset
audio, video, OHP, slide, dll), media individual (untuk perorangan, telepon,
CAI).
Disamping itu, Henrich,
dkk menggolongkan:
1.
Media yang tidak
diproyeksikan
2. Media yang diproyeksikan
3. Media audio
4. Media video
5. media berbasis komputer
6. Multi media kit.
C.
Fungsi
Media Pembelajaran
Media
pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap
efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi
sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual.
Sekitar pertengahan abad Ke –20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan
digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam
bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran
menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
Media
memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
1.
Media
pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para
peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari
faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan
buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi
perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung
yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud
bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar–gambar yang
dapat disajikan secara audio visual dan audial.
2.
Media
pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin
dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu
obyek, yang disebabkan, karena : (a) obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu
kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu
cepat; (e) obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus;
(f) obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang
tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik.
3.
Media
pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan
lingkungannya.
4.
Media
menghasilkan keseragaman pengamatan
5.
Media
dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
6.
Media
membangkitkan keinginan dan minat baru.
7.
Media
membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
8.
Media
memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan
abstrak
BAB II
MODEL ASSURE
A. ANALYZE LEARNER (Analisis Pembelajar)
Tujuan utama dalam menganalisa termasuk pendidik dapat
menemui kebutuhan belajar siswa yang urgen sehingga mereka mampu mendapatkan
tingkatan pengetahuan dalam pembelajaran secara maksimal. Analisis pembelajar
meliputi tiga faktor kunci dari diri pembelajar yang meliputi :
1) General Characteristics (Karakteristik
Umum)
Karakteristik
umum siswa, seperti: jenis
kelamin, umur, tingkat perkembangan, budaya dan faktor sosial ekonomi serta
etnik. Adapun karakteristik pada pembelajaran kali ini yaitu kelas X SMAN 7 Kerinci.
·
Jumlah siswa sebanyak 32 orang,
·
Laki-laki 20 dan perempuan 13 orang,
·
Beragama Islam sebanyak 31 orang dan Kristen 1
orang,
·
Usia berkisar antara 15-16
tahun,
·
Mempunyai kebudayaan yang
berbeda-beda diantaranya Jawa sebanyak 20 orang, kebudayaan Kerinci 7 orang,
dan kebudayaan Minang 5 orang,
·
Sedangkan untuk status sosial
ekonomi tergolong kepada kelas ekonomi menengah
2)
Specific Entry Competencies (Mendiagnosis kemampuan awal
pembelajar)
Penelitian
yang terbaru menunjukkan bahwa pengetahuan awal siswa merupakan sebuah subyek
patokan yang berpengaruh dalam bagaimana dan apa yang dapat mereka pelajari
lebih banyak sesuai dengan perkembangan psikologi siswa (Smaldino dari Dick, carey & camp; carey,2001). Hal
ini akan memudahkan dalam merancang
suatu pembelajaran agar penyampaian materi pelajaran dapat diserap dengan optimal oleh
peserta didik sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Untuk kemampuan awal siswa
pada kelas ini sudah terlatih dengan pembelajaran sosiologi ditandai dengan tercapainya
Kriteria Ketuntasan Minumun (KKM) pada semester pertama. Artinya siswa telah
mempunyai kemampuan dalam mengolah informasi yang disampaikan oleh guru.
3)
Learning Style (Gaya Belajar)
Gaya
belajar yang dimiliki setiap pembelajar berbeda-beda dan mengantarkan peserta
didik dalam pemaknaan pengetahuan termasuk di dalamnya interaksi dengan dan
merespon dengan emosi ketertarikan terhadap pembelajaran. Terdapat tiga macam
gaya belajar yang dimiliki peserta didik, yaitu: 1. Gaya belajar visual (melihat) yaitu dengan lebih banyak melihat seperti membaca 2.
Gaya belajar audio (mendengarkan), yaitu belajar akan lebih bermakna oleh
peserta didik jika pelajarannya tersebut didengarkan dengan serius, 3. Gaya
belajar kinestetik (melakukan), yaitu pelajaran akan lebih mudah dipahami
oleh peserta didik jika dia sudah mempraktekkan sendiri.
Dalam memproses informasi dari
guru pebelajar tergolong kepada “kategori pebelajar kelompok acak abstrak”
dimana siswa menunjukkan kemampuanya untuk menangkap makna yang disajikan,
mereka cenderung merespon nada dan gaya bicara guru dalam menyampaikan materi.
Sesuai dengan materi sosiologi yaitu penyimpangan sosial, gaya belajar yang cocok pada materi ini adalah gaya belajar dengan
melihat contoh nyata peristiwa sehari-hari. Contoh tersebut akan digambarkan dalam bentuk
presentase power point dengan bantuan media lain seperti Komputer, Proyektor,
dan memanfaat jaringan Internet sebagai sumber belajar.
B.
STATE STANDARDS AND OBJECTIVES (Menentukan Standard dan Tujuan)
Tahap selanjutnya dalam ASSURE model adalah merumuskan
tujuan dan standar. Dengan demikian diharapkan peserta didik dapat memperoleh
suatu kemampuan dan kompetensi tertentu dari pembelajaran.
Dalam merumuskan tujuan dan standar pembelajaran perlu
memperhatikan dasar dari strategi, media dan pemilihan media yang tepat.
1. Pentingnya Merumuskan Tujuan dan
Standar dalam Pembelajaran
Dasar
dalam penilaian pembelajaran ini menujukkan pengetahuan dan kompetensi seperti
apa yang nantinya akan dikuasai oleh peserta didik. Selain itu juga menjadi
dasar dalam pembelajaran siswa yang lebih bermakna. Sehingga sebelumnya peserta
didik dapat mempersiapkan diri dalam partisipasi dan keaktifannya dalam
pembelajaran.
Pada pembelajaran Sosiologi guru akan menyampaikan pokok bahasan
pada minggu berikutnya dengan standar-standar materi yang harus dikuasai oleh siswa, menggunakan standar kompetensi dan kompetensi dasar sebagai berikut:
Standar Kompetensi:
Menerapkan nilai dan norma sosial dalam proses
pengembangan kepribadian
Kompetensi Dasar:
1.
menjelaskan sosialisasi sebagai proses dalam
pembentukkan kepribadian.
2.
mendeskripsikan terjadinya
perliku menyimpang dan sikap-sikap anti sosial.
3.
menerapkan pengetahuan
sosiologi dalam pengetahuan bermasyarakat.
2. Tujuan Pembelajaran yang Berbasis ABCD
Menurut
Smaldino dkk. setiap
rumusan tujuan pembelajaran ini haruslah lengkap. Kejelasan dan kelengkapan ini
sangat membantu dalam menentukan model belajar, pemanfaatan media dan sumber
belajar berikut penilaian dalam
KBM. Rumusan baku ABCD tadi
dijabarkan sebagai berikut:
A= audience
Pebelajar
atau peserta didik dengan segala karakterisktiknya. Siapa pun peserta didik,
apa pun latar belakangnya, jenjang belajarnya, serta kemampuan prasyaratnya
sebaiknya jelas dan rinci.
B= behavior
Perilaku
belajar yang dikembangkan dalam pembelajaran. Perilaku belajar mewakili kompetensi, tercermin dalam
penggunaan kata kerja. Kata kerja yang digunakan biasanya kata kerja yang
terukur dan dapat diamati.
C= conditions
Situasi
kondisi atau lingkungan yang memungkinkan bagi pebelajar dapat belajar dengan
baik. Penggunaan media dan metode serta sumber belajar menjadi bagian dari
kondisi belajar ini. Kondisi ini sebenarnya menunjuk pada istilah strategi
pembelajaran tertentu yang diterapkan selama proses belajar mengajar
berlangsung.
D = degree
Persyaratan
khusus atau kriteria yang dirumuskan sebagai dibaku sebagai bukti bahwa
pencapaian tujuan pembelajaran dan proses belajar berhasil. Kriteria ini dapat
dinyatakan dalam presentase benar, menggunakan kata-kata seperti tepat/benar,
waktu yang harus dipenuhi, kelengkapan persyaratan yang dianggap dapat mengukur
pencapaian kompetensi. Ada empat kategori
pembelajaran, yaitu:
1. Domain Kognitif
Domain
kognitif, belajar melibatkan berbagai kemampuan intelektual yang dapat
diklasifikasikan baik sebagai verbal / informasi visual atau sebagai
ketrampilan intelektual.
2. Domain Afektif
Dalam
domain afektif, pembelajaran melibatkan perasaan dan nilai-nilai.
3. Motor Domain Skill
Dalam
domain ketrampilan motorik, pembelajaran melibatkan atletik, manual, dan
ketrampilan seperti fisik.
4. Domain Interpersonal
Belajar
melibatkan interaksi dengan orang-orang.
3.
Tujuan Pembelajaran dan Perbedaan Individu
Berkaitan
dengan kemampuan individu dalam menuntaskan atau memahami sebuah materi yang
diberikan. Individu yang tidak memiliki kesulitan belajar dengan yang memiliki
kesulitan belajar pasti memiliki waktu ketuntasan terhadap materi yang berbeda.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka timbullah mastery learning (kecepatan dalam menuntaskan materi tergantung dengan
kemampuan yang dimiliki tiap individu.
C. SELECT STRATEGIES,
TECHNOLOGY, MEDIA, AND MATERIALS (Memilih,
Strategi, Teknologi, Media dan Bahan ajar)
Langkah selanjutnya dalam membuat pembelajaran yang
efektif adalah mendukung pembelajaran
dengan menggunakan teknologi dan media dalam sistematika pemilihan strategi,
teknologi, media
dan bahan ajar.
1. Memilih Strategi Pembelajaran
Pemilihan
strategi pembelajaran
disesuaikan dengan standar dan tujuan pembelajaran. Selain itu juga
memperhatikan gaya belajar dan motivasi siswa yang nantinya dapat mendukung
pembelajaran. Strategi pembelajaran dapat mengandung ARCS model (Smaldino dari Keller,1987). ARCS
model dapat membantu strategi mana yang dapat membangun Attention (perhatian) siswa,
pembelajaran berhubungan yang Relevant dengan keutuhan dan tujuan, Convident , desain pembelajaran
dapat membantu pemaknaan pengetahuan oleh siswa dan Satisfaction dari usaha belajar siswa.
Strategi
pembelajaran dapat terlebih dahulu menentukan metode yang tepat. Beberapa metode yang dianjurkan untuk
digunakan ialah (Dewi Salma Prawiradilaga, 2007):
a. Belajar Berbasis Masalah (problem-based learning)
Metode
belajar berbasis masalah melatih ketajaman pola pikir metakognitif, yakni
kemampuan stratregis dalam memecahkan masalah.
b. Belajar Proyek (project-based learning)
Belajar
proyek adalah metode yang melatih kemampuan pebelajar untuk melaksanakan suatu
kegiatan di lapangan. Proyek yang dikembangkan dapat pekerjaan atau kegiatan
sebenarnya atau berupa simulasi kegiatan.
c. Belajar Kolaboratif
Metode
belajar kolaboratif ditekankan agar pebelajar mampu berlatih menjadi pimpinan
dan membina koordinasi antar teman sekelasnya.
2. Memilih Teknologi dan Media yang
sesuai dengan Bahan Ajar
Memilih
format media dan sumber belajar yang disesuaikan dengan pokok bahasan
atau topik. Peran media
pembelajaran menurut Smaldino:
Memilih , Mengubah, dan Merancang Materi
1)
Memilih
materi yang tersedia
·
Melibatkan
spesialis teknologi/media
·
Mensurvei panduan referensi sumber dan media
2)
Mengubah
materi yang ada
3)
Merancang
materi baru
Dalam memilih teknologi dan media adalah media pembelajaran berbasis komputer menggunakan
panduan-panduan untuk menilai kesesuaian pemilihan teknologi dan media:
·
Penyelarasan dengan standar, hasil, dan tujuan peranti
lunak menyediakan alat-alat yang diperlukan bagi siswa untuk memenuhi tujuan
belajar.
·
Bahasa yang sesuai umur kelas siswa kelas
X.
·
Tingkat ketertarikan dan keterlibatan siswa
dalam media itu sendiri.
·
Kualitas teknis dan aplikasinya.
·
Panduan dan arahan pada konten yang dimaksudkan.
D.
UTILIZE TECHNOLOGY, MEDIA AND MATERIALS (Menggunakan Teknologi,
Media dan Bahan Ajar)
Sebelum memanfaatkan media dan bahan yang ada,
sebaiknya mengikuti langkah-langkah seperti dibawah ini,yaitu:
1.
Mengecek
bahan (masih layak pakai atau tidak).
2.
Mengecek kembali media yang
akan digunakan dalam pembelajaran.
3. Mempersiapkan bahan.
4. Mempersiapkan lingkungan belajar.
5. Mempersiapkan pembelajar .
Dalam menyediakan pengalaman belajar (terpusat pada pengajar
atau pembelajar)
ü Preview materi
Pendidik
harus melihat dulu materi sebelum mennyampaikannya dalam kelas dan selama
proses pembelajaran pendidik harus menentukan materi yang tepat untuk audiens
dan memperhatikan tujuannya.
Guru
melalukan appersepsi terhadap murid untuk melihat dulu materi sebelum menyampaikannya
dalam kelas dan selama proses pembelajaran guru harus menentukan materi yang
tepat untuk seluruh siswa dan memperhatikan tujuannya.
ü Siapkan bahan
Pendidik
harus mengumpulkan semua materi dan media yang dibutuhkan pendidik dan peserta
didik. Pendidik harus menentukan urutan materi dan penggunaan media. Pendidik
harus menggunakan media terlebih dahulu untuk memastikan keadaan media.
Karena
media yang digunakan
adalah media komputer maka harus memastikan komputer itu baik
untuk digunakan, konten (isi materi) yang ingin disampaikan telah
terwakilkan di dalam slide
power point yang akan ditampilkan, foto- foto, gambar, serta sudah tersedia LCD
proyektor dan memastikan jaringan internet lancar seperti yang
diharapkan.
ü Siapkan lingkungan
Pendidik
harus mengatur fasilitas yang digunakan peserta didik dengan tepat dari materi
dan media sesuai dengan lingkungan sekitar.
Sesuai
dengan gaya dan strategi yang digunakan guru memposisikan siswa dengan benar agar nantinya
visualisasi pada saat penayangan power point dan penjelasan dari guru bisa
terfokus oleh peserta didik. Dengan
LCD proyektor yang sudah dapat di proyeksi ke depan papan tulis.
ü Peserta didik
Guru memberitahukan peserta didik tentang tujuan pembelajaran. Pendidik
menjelaskan bagaimana cara agar peserta didik dapat memperoleh informasi dan
cara mengevaluasi materinya.
ü Memberikan pengalaman belajar
Mengajar
dan belajar harus menjadi pengalaman. Sebagai guru kita dapat memberikan
pengalaman belajar seperti : presentasi di depan kelas dengan projector,
demonstrasi, latihan, atau tutorial materi serta pembelajar diberikan
kesempatan untuk menjelaskan fenomena-fenomena sosial yang ada di tayangan
slide sebelum pendidik menguraikan isi dari konten yang dimaksudkan.
E. REQUIRE LEARNER PARCIPATION (Mengembangkan Partisipasi Peserta
Didik)
Tujuan utama dari pembelajaran adalah
adanya partisipasi siswa terhadap materi dan media yang ditampilkan. Seorang guru pada era teknologi sekarang
dituntut untuk memiliki pengalaman dan praktik menerapkan, menganalisis,
mensintesis, dan mengevaluasi ketimbang sekedar memahami dan memberi informasi kepada siswa. Ini sejalan dengan gagasan
konstruktivis bahwa belajar merupakan proses mental aktif yang dibangun
berdasarkan pengalaman yang autentik, diman para siswa akan menerima umpan
balik informative untuk mencapai tujuan mereka dalam belajar.
1. Latihan Prnggunaan Teknologi
§ Teknologi sebagai perkakas teknologi
§ Teknologi sebagai perangkat komunikasi
§ Teknologi sebagi perangkat penelitian
§ Teknologi sebagai perangkat penyelesaian masalah dan
pengambilan keputusan
§ Menggunakan peranti lunak pendidikan
§ Menggunakan media lainnya untuk latihan
2. Umpan Balik
Sebelum pelajar dinilai
secara formal, pelajar perlu dilibatkan dalam aktivitas pembelajaran seperti
memecahkan masalah, presentasi dan kuis singkat untuk menilai daya ingat dan
keseriusan siswa selama belajar.
Untuk materi penyimpangan sosial, para siswa secara individu memperhatikan tayangan pembelajaran melalui media
LCD proyektor. Kemudian siswa mengerjakan LKS dan mendiskusikan jawabannya
secara kelompok. Sedangkan guru sebagai fasilitator membimbing kerja
siswa, apabila siswa tidak bisa memecahkan masalah dalam diskusi kelompok.
Apabila satu kelompok tidak bisa memecahkan masalah yang telah disampaikan maka
kelompok tersebut diberikan kebebasan untuk bergabung dengan kelompok lain. Kemudian siswa mencatat hasil
pengamatan sebagai refleksi dan evaluasi pembelajaran.
Pada tahap akhir siswa diminta untuk
menyampaikan kesimpulan dari materi yang dipelajari dengan diwakili oleh
masing-masing ketua kelompok.
F.
EVALUATE AND REVISE (Mengevaluasi dan Merevisi)
Penilaian dan perbaikan adalah aspek
yang sangat mendasar untuk mengembangkan kualitas pembelajaran. Penilaian dan perbaikan
dapat berdasarkan dua tahapan yaitu:
1. Penilaian Hasil Belajar Siswa,
a. Penilaian Hasil Belajar Siswa yang Otentik,
b. Penilaian Hasil Belajar Portofolio
c. Penilaian Hasil Belajar yang Tradisional / Elektronik.
2. Menilai dan Memperbaiki Strategi, teknologi dan Media
3. Revisi Strategi, Teknologi, dan Media.
Ada beberapa fungsi dari evaluasi
antara lain :
a)
Evaluasi
merupakan alat yang penting sebagai umpan balik bagi siswa.
b)
Evaluasi
merupakan alat yang penting untuk mengetahui bagaimana ketercapaian siswa dalam
menguasai tujuan yang telah ditentukan.
c)
Evaluasi
dapat memberikan informasi untuk mengembangkan program kurikulum.
d)
Informasi
dari hasil evaluasi dapat digunakan siswa secara individual dalam mengambil
keputusan.
e)
Evaluasi
berguna untuk para pengembang kurikulum khususnya dalam menentukan tujuan
khusus yang ingin dicapai
f)
Evaluasi
berfungsi sebagai umpan balik untuk orang tua,guru,pengembang
kurikulum,pengambil kebijakan.
Evaluasi
Adapun penilaian yang dilakukan dalam pembelajaran Sosiologi untuk materi Penyimpangan Sosial ini, meliputi nilai Kognitif dan Afektif.
Penilaian kognitif terdiri dari penilaian terhadap hasil kerja siswa yaitu:
1. Penilaian Harian (NH)
Mencakup: nilai diskusi, partisipasi siswa dalam memberikan kontribusi, nilai
mengumpulkan tugas, PR, dan Ulangan Harian dengan mengambil nilai rata-rata
tersebut.
2. Nilai Ujian Tengah semester (UTS)
3. Nilai Ujian Semester (UAS)
Ketiga nilai diatas dihitung untuk penilaian pencapaian hasil belajar yang
dituangkan dalam Nilai Raport( NR)dengan menggunakan rumus:
N R = (2 NH + UTS + UAS) : 4
Penilaian afektif yaitu penilaian terhadap prilaku
dan sikap siswa terhadap pembelajaran berlangsung yang dilakukan guru
terhadap siswa dengan indikator pengamatannya adalah :
1.
Tidak terlambat mengikuti
pembejaran
2.
Membawa kelengkapan alat
pembelajaran
3.
Membuat catatan
rangkuman pembelajaran
4.
Bertanggung jawab terhadap
tugas yang diberikan
5.
Dapat bekerja sama dengan
teman dan antar kelompok
6.
Aktif dalam merespon pembelajaran
7.
Santun dalam komunikasi
8.
Tepat waktu dalam mengumpulkan
tugas
Revisi
Apabila
dalam pelaksanaannya proses pembelajaran di kelas tidak mendukung tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, maka
akan dilakukan revisi Strategi, Teknologi, dan Media pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran.
Jakarta: Remaja Rosdakarya.
Azhari, Ilyas. 1996. Psikologi
Pendidikan. Semarang : Toha Putra.
Budiningsih, Asri.2005. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Moh. Uzer Usman. 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nursyamsi.2003. Psikologi Pendidikan.
Padang : Baitul Hikmah.
Sadiman, Arif S. 2003. Media Pendidikan.
Jakrta: Grafindo Persada.
Slavin, R.E. 2000. Educational Psychology: Theory and Practice.
Sixth Edition. Boston: Allyn and Bacon
Smaldino, E. Sharon. 2005. Instructional Technology and Media for
Learning. New York: Merril Prentice Hall.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Sumiati & Asra.
(2008). Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan
Pendidika
: SMA N 7 Kerinci
Kelas/ Semester : X / II (Dua
Mata Pelajaran : Sosiologi
Pertemuan : Kesebelas
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : Menerapkan nilai dan norma dalam proses pengembangan
kepribadian
Kompetensi Dasar : Mendiskripsikan terjadinya perilaku menyimpang dan sikap-sikap
anti sosial
Indikator
Pencapaian Kompetensi
|
Tujuan
Pembelajaran
|
a.
Mendefinisikan perilaku menyimpang
b.
Mengklasifikasi
bentuk-bentuk perilaku menyimpang
c.
Mengklasifikasi
sebab-sebab perilaku menyimpang
|
Setelah
melakukan diskusi diharapkan siswa dapat:
|
Materi
Pembelajaran
|
A.
Fakta
Pembunuhan Koruptor
B.
Konsep
Penyimpangan adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma
yang berlaku didalam masyarakat.
C.
Prinsip
Dalam kehidupan bermasyarakat tidak terlepas dari
penyimpangan-penyimpangan sosial karena setiap penyimpangan didasari oleh
tujuan dan fungsi yang berbeda-beda
|
Metode
/ Alat Pembelajaran: Metode Diskusi Interaktif
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
|
Waktu
|
A.
Pendahuluan
a.
Guru
mengkondisikan keadaan kelas
b.
Pembacaan
do’a
c.
Guru
memeriksa kehadiran siswa
d.
Guru
menyampaikan hasil kerja kelompok berdasarkan minggu kemaren
e.
Guru
bersama siswa mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan kehidupan siswa
sehari-hari.
f.
Guru
memotivasi siswa dengan menyampaikan kepada siswa tentang materi pokok,
standar kompetensi, kompetensi dasar, hasil belajar dan tujuan pembelajaran.
g.
Guru
menyampaikan pelajaran yang akan dipelajari hari ini yaitu materi tentang pemyimpangan
sosial
h.
Guru
menjelaskan tata cara pembelajaran yang akan dilaksanakan
i.
Guru
membagikan masalah-masalah yang berkaitan tentang nilai dan norma kepada
masing-masing ketua kelompok
j.
Kemudian
ketua kelompok membagikan masalah tersebut kepada anggota kelompoknya
B. Inti
1. Ekplorasi
a.
Masing-masing kelompok berfikir sendiri tanpa komunikasi dengan anggota lain
selain anggota kelompok untuk mencari jawaban permasalahan yang dibahas
b.
Setelah jawaban permasalahan didapat, masing-masing kelompok menuliskan
jawabannya dalam selembar kertas dan mencantumkan nama pembuat jawaban.
c.
Setelah semua jawaban dari masing-masing kelompok tersebut ditulis barulah
siswa disuruh untuk duduk bersama anggota kelompoknya
d.
Jawaban dikumpulkan kepada masing-masing ketua kelompok dan ditata dalam
kelompok, kemudian ketua kelompok membacakan jawaban dari anggota kelompoknya
tersebut, bila anggota membutuhkan penjelasan jawaban lebih lanjut, maka
dapat dilakukan oleh pemberi ide bersangkutan.
e.
Anggota kelompok mendiskusikan jawaban yang telah dikumpulkan dan mencari
jawaban yang dianggap paling benar.
f.
Setiap anggota kelompok menghindari untuk mengkritik atau mencela pendapat
peserta lain.
2. Elaborasi
a.
Hasil yang diperoleh oleh masing-masing kelompok selanjutnya dipresentasikan
didepan kelas agar semua kelompok dapat mengetahui jawaban setiap kelompok.
b.
Setelah diperoleh keputusan kelompok maka hasilnya diserahkan kepada guru,
selanjutnya dilakukan diskusi dibawah pimpinan guru.
c.
Guru sebagai fasilitator memimpin diskusi. Peran guru di sini menentukan lancarnya interaksi antara
setiap kelompok, juga menentukan berhasilnya proses negosiasi.
3. Konfirmasi
a.
Guru dapat mengajukan pertanyaan atau menanggapi dan meluruskan jawaban dari
siswa, sehingga lebih mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan.
b.
Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari hasil diskusi mengenai pengertian
nilai dan norma social yang ada didalam masyarakat.
c. Karakteristik yang muncul pada langkah ini
terdapat interaksi antara siswa dengan siswa, dan antara siswa dengan guru
a.
Penutup
a.
Guru
menyampaikan bahwa minggu berikutnya akan diadakan posttes
|
10 menit
60
menit
10
menit
10
menit
|
Penilaian Hasil Belajar
- Penilaian tanya jawab sewaktu proses pembelajaran berlangsung
- Keaktifan
- Penilaian kehadiran
- Penilaian sikap
- Penilaian kuis
- Penilaian tugas
- Penilaian rangkuman
Sumber
Belajar
a.
Kun
Maryati & Juju Suryawati. 2004. Sosiologi SMA untuk Kelas X. Jakarta: Esis
b.
Siti
Waridah Q.J. Sukardi & Isdiyono. 2004. Sosiologi Kurikulum 2004 Kelas X
SMA. Jakarta: Bumi Aksara
c.
Erianjoni.
2003. Buku Ajar Perilaku Menyimpang. Padang: Sejarah Fakultas Imu-Ilmu sosial
d.
Idianto
Muin. 2006.Sosiologi KTSP SMA kelas X. Jakarta: Erlangga
e.
Internet
No comments:
Post a Comment