Tuesday, May 28, 2013

TEORI UMUM MEDIA DAN ASSURE

                                                                                BAB I

TEORI UMUM MEDIA
A.    Teori Media
Secara harfiah media dalam literatur bahasa yang merupakan kalimat jamak dari kata medium yang diartikan sebagai perantara atau pengantar.
Sedangkan pengertian media menurut para ahli adalah sebagai berikut:
1.      Menurut Lesle J. Brigges dalam Sanjaya (2008:204) menyatakan bahwa media adalah alat untuk perangsang bagi peserta didik dalam proses pembelajaran.
2.      Rossi dan Breidle dalam Sanjaya (2008:204) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya.
3.      Gerlach, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan. Media itu meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Bentuk media adalah bentuk fisik dimana sebuah pesan digabungkan dan ditampilkan dengan tampilan yang menarik pebelajar dalam memahami materi yang ingin disajikan.
B.     Bentuk dan Jenis Media
Media mempunyai beberapa bentuk dan bentuknya bermacam ragam dan bervariasi seperti:
ü  diagram (gambar diam dan teks),
ü  slide ( gambar diam lewat proyektor) ,
ü  video (gambar bergerak dalam TV),
ü  multimedia komputer (grafik, teks, dan barang bergerak dalam TV)
Setiap media itu mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing tergantung kepada konten (isi pesan) yang ingin disampaikan. Memilih sebuah media bisa menjadi sebuah tugas yang kompleks merujuk kepada cakupan yang luas dari media yang tersedia, keanekaragaman siswa dan banyak tujuan yang akan dicapai.
Dalam pelaksanaan dilapangan seorang guru dihadapkan pada sebuah kennyataan bahwa si guru harus benar-benar jeli dalam memilih sebuah media yang akan digunakan dan pada situasi pembelajaran bagaimana seorang guru dapat menggunakan media sebagai alat bantu dalam penyampaian materi. Guru juga dituntut untuk mampu mengembangkan sistem dan strategi beserta media pembelajran yang diselenggarakannya. Smaldino (2008) berpendapat bahwa jenis media pada penggunaannya dengan berbagai kombinasi yang cocok dan memadai akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar, menimbulkan gairah belajar dan memungkinkan siswa untuk berinteraksi secara langsung dengan kenyataan yang dimediakan.
Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain: tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer sedangkan sumber belajar berupa buku-buku literatur sebagai bahan rujukan. Dengan kata lain, media adalah komponen belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar (Gagne dan Briggs,1975 dalam Azhar,2007:4). Dalam hal semacam ini  media mengambil peran yang sangat penting dalam suatu proses pembelajaran dan memiliki peranan besar di dalam dunia pendidikan, sehingga dalam penggunaannya yang tepat dapat meningkatkan kualitas dalam pembelajaran.
Menurut Sumiati dan Asra (2008:163) mengemukakan kegunaan media yaitu:
1)     Menjelaskan materi pembelajaran atau objek yang abstrak (tidak nyata) menjadi konkrit (nyata).
2)     Memberikan pengalaman nyata dan langsung karena siswa dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan tempat belajarnya.
3)     Mempelajari materi pembelajaran secara berulang-ulang.
4)     Memungkinkan adanya persamaan pendapat dan persepsi yang benar terhadap suatu materi pembelajaran atau objek.
5)     Menarik perhatian siswa, sehingga membangkitkan minat, motivasi, aktivitas, dan kreativitas belajar siswa.
6)     Membantu siswa belajar secara individual, kelompok, atau klasikal.
7)     Materi pembelajaran lebih lama diingat dan mudah untuk diungkapakn kembali dengan cepat dan tepat.
8)     Mempermudah dan mempercepat guru menyajikan materi pembelajaran dalam proses pembelajaran.
9)     Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indera.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dijelaskan bahwa penggunaan media sebagai alat bantu mengajar merupakan salah satu upaya menyalurkan pesan dari guru ke siswa sebagai penerima pesan. Oleh karena itu, media pembelajaran memberikan solusi yang tepat bagi guru untuk digunakan dalam proses pembelajaran, sehingga dapat membantu dalam hal pencapaian kompetensi belajar siswa.
Rudy Bretz (1971) menggolongkan media berdasarkan tiga unsur pokok (suara, visual dan gerak):
1.      Media audio
2.      Media cetak
3.      Media visual diam
4.      Media visual gerak
5.      Media audio semi gerak
6.      Media visual semi gerak
7.      Media audio visual diam
8.      Media audio visual gerak
Anderson (1976) menggolongkan menjadi 10 media:
1.      Audio : Kaset audio, siaran radio, CD, telepon
2.      Cetak : buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
3.      Audio-cetak : kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
4.      Proyeksi visual diam : Overhead transparansi (OHT), film bingkai (slide)
5.      Proyeksi audio visual diam : film bingkai slide bersuara
6.      Visual gerak : film bisu
7.      Audio visual gerak : film gerak bersuara, Video/VCD, Televisi
8.      Obyek fisik : Benda nyata, model, spesimen
9.      Manusia dan lingkungan : guru, pustakawan, laboran
10.  Komputer : CAI
Schramm (1985) menggolongkan media berdasarkan kompleksnya suara, yaitu: media kompleks (film, TV, Video/VCD,) dan media sederhana (slide, audio, transparansi, teks). Selain itu menggolongkan media berdasarkan jangkauannya, yaitu media masa (liputannya luas dan serentak / radio, televisi), media kelompok (liputannya seluas ruangan / kaset audio, video, OHP, slide, dll), media individual (untuk perorangan, telepon, CAI).
Disamping itu, Henrich, dkk menggolongkan:
1.      Media yang tidak diproyeksikan
2.      Media yang diproyeksikan
3.      Media audio
4.      Media video
5.       media berbasis komputer
6.      Multi media kit.
C.    Fungsi Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke –20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
1.          Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar–gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial.
2.          Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena : (a) obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik.
3.          Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.
4.          Media menghasilkan keseragaman pengamatan
5.          Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
6.          Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
7.          Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
8.          Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak





























BAB II
MODEL ASSURE

A.    ANALYZE LEARNER  (Analisis Pembelajar)
Tujuan utama dalam menganalisa termasuk pendidik dapat menemui kebutuhan belajar siswa yang urgen sehingga mereka mampu mendapatkan tingkatan pengetahuan dalam pembelajaran secara maksimal. Analisis pembelajar meliputi tiga faktor kunci dari diri pembelajar yang meliputi :
1)      General Characteristics (Karakteristik Umum)
Karakteristik umum siswa, seperti: jenis kelamin, umur, tingkat perkembangan, budaya dan faktor sosial ekonomi serta etnik. Adapun karakteristik pada pembelajaran kali ini yaitu kelas X SMAN 7 Kerinci.
·         Jumlah siswa sebanyak 32 orang,
·         Laki-laki 20 dan perempuan 13 orang,
·         Beragama Islam sebanyak 31 orang dan Kristen 1 orang,
·         Usia berkisar antara 15-16 tahun,
·         Mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda diantaranya Jawa sebanyak 20 orang, kebudayaan Kerinci 7 orang, dan kebudayaan Minang 5 orang,
·         Sedangkan untuk status sosial ekonomi tergolong kepada kelas ekonomi menengah
2)      Specific Entry Competencies (Mendiagnosis kemampuan awal pembelajar)
Penelitian yang terbaru menunjukkan bahwa pengetahuan awal siswa merupakan sebuah subyek patokan yang berpengaruh dalam bagaimana dan apa yang dapat mereka pelajari lebih banyak sesuai dengan perkembangan psikologi siswa (Smaldino dari Dick, carey & camp; carey,2001). Hal ini akan memudahkan dalam merancang suatu pembelajaran agar penyampaian materi pelajaran dapat diserap dengan optimal oleh peserta didik sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Untuk kemampuan awal siswa pada kelas ini sudah terlatih dengan pembelajaran sosiologi ditandai dengan tercapainya Kriteria Ketuntasan Minumun (KKM) pada semester pertama. Artinya siswa telah mempunyai kemampuan dalam mengolah informasi yang disampaikan oleh guru.
3)      Learning Style (Gaya Belajar)
Gaya belajar yang dimiliki setiap pembelajar berbeda-beda dan mengantarkan peserta didik dalam pemaknaan pengetahuan termasuk di dalamnya interaksi dengan dan merespon dengan emosi ketertarikan terhadap pembelajaran. Terdapat tiga macam gaya belajar yang dimiliki peserta didik, yaitu: 1. Gaya belajar visual (melihat) yaitu dengan lebih banyak melihat seperti membaca 2. Gaya belajar audio (mendengarkan), yaitu belajar akan lebih bermakna oleh peserta didik jika pelajarannya tersebut didengarkan dengan serius, 3. Gaya belajar kinestetik (melakukan), yaitu pelajaran akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik jika dia sudah mempraktekkan sendiri.
Dalam memproses informasi dari guru pebelajar tergolong kepada “kategori pebelajar kelompok acak abstrak” dimana siswa menunjukkan kemampuanya untuk menangkap makna yang disajikan, mereka cenderung merespon nada dan gaya bicara guru dalam menyampaikan materi.
Sesuai dengan materi sosiologi yaitu penyimpangan sosial, gaya belajar yang cocok pada materi ini adalah gaya belajar dengan melihat contoh nyata peristiwa sehari-hari. Contoh tersebut akan digambarkan dalam bentuk presentase power point dengan bantuan media lain seperti Komputer, Proyektor, dan memanfaat jaringan Internet sebagai sumber belajar.
B.     STATE STANDARDS AND OBJECTIVES (Menentukan Standard dan Tujuan)
Tahap selanjutnya dalam ASSURE model adalah merumuskan tujuan dan standar. Dengan demikian diharapkan peserta didik dapat memperoleh suatu kemampuan dan kompetensi tertentu dari pembelajaran.
Dalam merumuskan tujuan dan standar pembelajaran perlu memperhatikan dasar dari strategi, media dan pemilihan media yang tepat.
1.      Pentingnya Merumuskan Tujuan dan Standar dalam Pembelajaran
Dasar dalam penilaian pembelajaran ini menujukkan pengetahuan dan kompetensi seperti apa yang nantinya akan dikuasai oleh peserta didik. Selain itu juga menjadi dasar dalam pembelajaran siswa yang lebih bermakna. Sehingga sebelumnya peserta didik dapat mempersiapkan diri dalam partisipasi dan keaktifannya dalam pembelajaran.
Pada pembelajaran Sosiologi guru akan menyampaikan pokok bahasan pada minggu berikutnya dengan standar-standar materi yang harus dikuasai oleh siswa, menggunakan standar kompetensi dan kompetensi dasar sebagai berikut:
Standar Kompetensi:
Menerapkan nilai dan norma sosial dalam proses pengembangan kepribadian
Kompetensi Dasar:
1.     menjelaskan sosialisasi sebagai proses dalam pembentukkan kepribadian.
2.     mendeskripsikan terjadinya perliku menyimpang dan sikap-sikap anti sosial.
3.     menerapkan pengetahuan sosiologi dalam pengetahuan bermasyarakat.
2.      Tujuan Pembelajaran yang Berbasis ABCD
Menurut Smaldino dkk. setiap rumusan tujuan pembelajaran ini haruslah lengkap. Kejelasan dan kelengkapan ini sangat membantu dalam menentukan model belajar, pemanfaatan media dan sumber belajar berikut penilaian dalam KBM.  Rumusan baku ABCD tadi dijabarkan sebagai berikut:
A= audience
Pebelajar atau peserta didik dengan segala karakterisktiknya. Siapa pun peserta didik, apa pun latar belakangnya, jenjang belajarnya, serta kemampuan prasyaratnya sebaiknya jelas dan rinci.
B= behavior
Perilaku belajar yang dikembangkan dalam pembelajaran. Perilaku belajar mewakili kompetensi, tercermin dalam penggunaan kata kerja. Kata kerja yang digunakan biasanya kata kerja yang terukur dan dapat diamati.
C= conditions
Situasi kondisi atau lingkungan yang memungkinkan bagi pebelajar dapat belajar dengan baik. Penggunaan media dan metode serta sumber belajar menjadi bagian dari kondisi belajar ini. Kondisi ini sebenarnya menunjuk pada istilah strategi pembelajaran tertentu yang diterapkan selama proses belajar mengajar berlangsung.
D = degree
Persyaratan khusus atau kriteria yang dirumuskan sebagai dibaku sebagai bukti bahwa pencapaian tujuan pembelajaran dan proses belajar berhasil. Kriteria ini dapat dinyatakan dalam presentase benar, menggunakan kata-kata seperti tepat/benar, waktu yang harus dipenuhi, kelengkapan persyaratan yang dianggap dapat mengukur pencapaian kompetensi. Ada empat kategori pembelajaran, yaitu:
1.      Domain Kognitif
Domain kognitif, belajar melibatkan berbagai kemampuan intelektual yang dapat diklasifikasikan baik sebagai verbal / informasi visual atau sebagai ketrampilan intelektual.
2.      Domain Afektif
Dalam domain afektif, pembelajaran melibatkan perasaan dan nilai-nilai.
3.      Motor Domain Skill
Dalam domain ketrampilan motorik, pembelajaran melibatkan atletik, manual, dan ketrampilan seperti fisik.
4.      Domain Interpersonal
Belajar melibatkan interaksi dengan orang-orang.
3.      Tujuan Pembelajaran dan Perbedaan Individu
Berkaitan dengan kemampuan individu dalam menuntaskan atau memahami sebuah materi yang diberikan. Individu yang tidak memiliki kesulitan belajar dengan yang memiliki kesulitan belajar pasti memiliki waktu ketuntasan terhadap materi yang berbeda. Untuk mengatasi hal tersebut, maka timbullah mastery learning (kecepatan dalam menuntaskan materi tergantung dengan kemampuan yang dimiliki tiap individu.
  
C.      SELECT STRATEGIES, TECHNOLOGY, MEDIA, AND MATERIALS (Memilih, Strategi,     Teknologi, Media dan Bahan ajar)
Langkah selanjutnya dalam membuat pembelajaran yang efektif adalah mendukung pembelajaran dengan menggunakan teknologi dan media dalam sistematika pemilihan strategi, teknologi, media dan bahan ajar.
1.      Memilih Strategi Pembelajaran
Pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan dengan standar dan tujuan pembelajaran. Selain itu juga memperhatikan gaya belajar dan motivasi siswa yang nantinya dapat mendukung pembelajaran. Strategi pembelajaran dapat mengandung ARCS model (Smaldino dari Keller,1987). ARCS model dapat membantu strategi mana yang dapat membangun  Attention  (perhatian) siswa, pembelajaran berhubungan yang Relevant dengan keutuhan dan tujuan, Convident , desain pembelajaran dapat membantu pemaknaan pengetahuan oleh siswa dan Satisfaction dari usaha belajar siswa.
Strategi pembelajaran dapat terlebih dahulu menentukan metode yang tepat. Beberapa metode yang dianjurkan untuk digunakan ialah (Dewi Salma Prawiradilaga, 2007):
a.       Belajar Berbasis Masalah (problem-based learning)
Metode belajar berbasis masalah melatih ketajaman pola pikir metakognitif, yakni kemampuan stratregis dalam memecahkan masalah.
b.      Belajar Proyek (project-based learning)
Belajar proyek adalah metode yang melatih kemampuan pebelajar untuk melaksanakan suatu kegiatan di lapangan. Proyek yang dikembangkan dapat pekerjaan atau kegiatan sebenarnya atau berupa simulasi kegiatan.
c.       Belajar Kolaboratif
Metode belajar kolaboratif ditekankan agar pebelajar mampu berlatih menjadi pimpinan dan membina koordinasi antar teman sekelasnya.
2.      Memilih Teknologi dan Media yang sesuai dengan Bahan Ajar
Memilih format media dan sumber belajar yang disesuaikan dengan pokok    bahasan atau topik. Peran media pembelajaran menurut Smaldino:
Memilih , Mengubah, dan Merancang Materi
1)      Memilih materi yang tersedia
·         Melibatkan spesialis teknologi/media
·         Mensurvei panduan referensi sumber dan media
2)      Mengubah materi yang ada
3)      Merancang materi baru
Dalam memilih teknologi dan media adalah media pembelajaran berbasis komputer  menggunakan panduan-panduan untuk menilai kesesuaian pemilihan teknologi dan media:
·         Penyelarasan  dengan standar, hasil, dan tujuan peranti lunak menyediakan alat-alat yang diperlukan bagi siswa untuk memenuhi tujuan belajar.
·         Bahasa yang sesuai umur kelas  siswa kelas X.
·         Tingkat ketertarikan dan keterlibatan siswa dalam media itu sendiri.
·         Kualitas teknis dan aplikasinya.
·         Panduan dan arahan pada konten yang dimaksudkan.
D.    UTILIZE TECHNOLOGY, MEDIA AND MATERIALS (Menggunakan Teknologi, Media   dan Bahan Ajar)
Sebelum memanfaatkan media dan bahan yang ada, sebaiknya  mengikuti langkah-langkah seperti dibawah ini,yaitu:
1.      Mengecek bahan (masih layak pakai atau tidak).
2.      Mengecek kembali media yang akan digunakan dalam pembelajaran.
3.      Mempersiapkan bahan.
4.      Mempersiapkan lingkungan belajar.
5.      Mempersiapkan pembelajar .
Dalam menyediakan pengalaman belajar (terpusat pada pengajar atau pembelajar)
ü  Preview materi
Pendidik harus melihat dulu materi sebelum mennyampaikannya dalam kelas dan selama proses pembelajaran pendidik harus menentukan materi yang tepat untuk audiens dan memperhatikan tujuannya.
Guru melalukan appersepsi terhadap murid untuk  melihat dulu materi sebelum menyampaikannya dalam kelas dan selama proses pembelajaran guru harus menentukan materi yang tepat untuk seluruh siswa dan memperhatikan tujuannya.

ü  Siapkan bahan
Pendidik harus mengumpulkan semua materi dan media yang dibutuhkan pendidik dan peserta didik. Pendidik harus menentukan urutan materi dan penggunaan media. Pendidik harus menggunakan media terlebih dahulu untuk memastikan keadaan media.
Karena media yang digunakan  adalah media  komputer maka harus  memastikan komputer itu baik untuk digunakan, konten (isi materi) yang ingin disampaikan telah terwakilkan di dalam slide power point yang akan ditampilkan, foto- foto, gambar, serta sudah tersedia LCD proyektor dan memastikan jaringan internet lancar seperti yang diharapkan.
ü  Siapkan lingkungan
Pendidik harus mengatur fasilitas yang digunakan peserta didik dengan tepat dari materi dan media sesuai dengan lingkungan sekitar.
Sesuai dengan gaya dan strategi yang digunakan guru memposisikan siswa dengan benar agar nantinya visualisasi pada saat penayangan power point dan penjelasan dari guru bisa terfokus oleh peserta didik. Dengan  LCD proyektor yang sudah dapat di proyeksi ke depan papan tulis.
ü  Peserta didik
Guru memberitahukan peserta didik tentang tujuan pembelajaran. Pendidik menjelaskan bagaimana cara agar peserta didik dapat memperoleh informasi dan cara mengevaluasi materinya.
ü  Memberikan pengalaman belajar
Mengajar dan belajar harus menjadi pengalaman. Sebagai guru kita dapat memberikan pengalaman belajar seperti : presentasi di depan kelas dengan projector, demonstrasi, latihan, atau tutorial materi serta pembelajar diberikan kesempatan untuk menjelaskan fenomena-fenomena sosial yang ada di tayangan slide sebelum pendidik menguraikan isi dari konten yang dimaksudkan.
E.     REQUIRE LEARNER PARCIPATION (Mengembangkan Partisipasi Peserta Didik)
Tujuan utama dari pembelajaran adalah adanya partisipasi siswa terhadap materi  dan media yang ditampilkan. Seorang guru pada era teknologi sekarang dituntut untuk  memiliki pengalaman dan praktik menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi ketimbang sekedar memahami dan memberi informasi kepada siswa. Ini sejalan dengan gagasan konstruktivis bahwa belajar merupakan proses mental aktif yang dibangun berdasarkan pengalaman yang autentik, diman para siswa akan menerima umpan balik informative untuk mencapai tujuan mereka dalam belajar.
1.      Latihan Prnggunaan Teknologi
§  Teknologi sebagai perkakas teknologi
§  Teknologi sebagai perangkat komunikasi
§  Teknologi sebagi perangkat penelitian
§  Teknologi sebagai perangkat penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan
§  Menggunakan peranti lunak pendidikan
§  Menggunakan media lainnya untuk latihan
2.      Umpan Balik
Sebelum pelajar dinilai secara formal, pelajar perlu dilibatkan dalam aktivitas pembelajaran seperti memecahkan masalah, presentasi dan kuis singkat untuk menilai daya ingat dan keseriusan siswa selama belajar.
Untuk materi penyimpangan sosial, para siswa secara individu memperhatikan tayangan pembelajaran melalui media LCD proyektor. Kemudian siswa mengerjakan LKS dan mendiskusikan jawabannya secara kelompok. Sedangkan  guru sebagai fasilitator membimbing kerja siswa, apabila siswa tidak bisa memecahkan masalah dalam diskusi kelompok. Apabila satu kelompok tidak bisa memecahkan masalah yang telah disampaikan maka kelompok tersebut diberikan kebebasan untuk bergabung dengan kelompok lain. Kemudian siswa mencatat hasil pengamatan sebagai refleksi dan evaluasi  pembelajaran.
Pada tahap akhir siswa diminta untuk menyampaikan kesimpulan dari materi yang dipelajari dengan diwakili oleh masing-masing ketua kelompok.
F.     EVALUATE AND REVISE (Mengevaluasi dan Merevisi)
Penilaian dan perbaikan adalah aspek yang sangat mendasar untuk mengembangkan kualitas pembelajaran. Penilaian dan perbaikan dapat berdasarkan dua tahapan yaitu:
1.      Penilaian Hasil Belajar Siswa,
a.       Penilaian Hasil Belajar Siswa yang Otentik,
b.      Penilaian Hasil Belajar Portofolio
c.       Penilaian Hasil Belajar yang Tradisional / Elektronik.
2.      Menilai dan Memperbaiki Strategi, teknologi dan Media
3.      Revisi Strategi, Teknologi, dan Media.
Ada beberapa fungsi dari evaluasi antara lain :
a)                Evaluasi merupakan alat yang penting sebagai umpan balik bagi siswa.
b)                Evaluasi merupakan alat yang penting untuk mengetahui bagaimana ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan.
c)                Evaluasi dapat memberikan informasi untuk mengembangkan program kurikulum.
d)               Informasi dari hasil evaluasi dapat digunakan siswa secara individual dalam mengambil keputusan.
e)                Evaluasi berguna untuk para pengembang kurikulum khususnya dalam menentukan tujuan khusus yang ingin dicapai
f)                 Evaluasi berfungsi sebagai umpan balik untuk orang tua,guru,pengembang kurikulum,pengambil kebijakan.
Evaluasi
Adapun penilaian yang dilakukan  dalam pembelajaran Sosiologi untuk materi Penyimpangan Sosial ini, meliputi nilai  Kognitif dan Afektif. Penilaian kognitif terdiri dari penilaian terhadap hasil kerja siswa yaitu:
1.      Penilaian Harian (NH)
Mencakup: nilai diskusi, partisipasi siswa dalam memberikan kontribusi, nilai mengumpulkan tugas, PR, dan Ulangan Harian dengan mengambil nilai rata-rata tersebut.
2.      Nilai Ujian Tengah semester (UTS)
3.      Nilai Ujian  Semester (UAS)
Ketiga nilai diatas dihitung  untuk penilaian pencapaian hasil belajar  yang dituangkan dalam Nilai Raport( NR)dengan menggunakan rumus:
                                  N R = (2 NH + UTS + UAS) : 4
Penilaian afektif  yaitu penilaian terhadap prilaku dan sikap siswa terhadap pembelajaran berlangsung yang dilakukan guru  terhadap siswa dengan indikator pengamatannya adalah :
1.                  Tidak terlambat mengikuti pembejaran
2.                  Membawa kelengkapan alat pembelajaran
3.                  Membuat catatan  rangkuman pembelajaran
4.                  Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan
5.                  Dapat bekerja sama dengan teman dan antar kelompok
6.                  Aktif dalam merespon pembelajaran
7.                  Santun dalam komunikasi
8.                  Tepat waktu dalam mengumpulkan tugas
Revisi
Apabila dalam pelaksanaannya proses pembelajaran di kelas tidak mendukung tujuan pembelajaran yang akan dicapai, maka akan dilakukan revisi Strategi, Teknologi, dan Media pembelajaran.


















DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: Remaja Rosdakarya.
Azhari, Ilyas. 1996. Psikologi Pendidikan. Semarang : Toha Putra.
Budiningsih, Asri.2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Moh. Uzer Usman. 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nursyamsi.2003. Psikologi Pendidikan. Padang : Baitul Hikmah.
Sadiman, Arif S. 2003. Media Pendidikan. Jakrta: Grafindo Persada.
Slavin, R.E. 2000. Educational Psychology: Theory and Practice. Sixth Edition.  Boston: Allyn and Bacon
Smaldino, E. Sharon. 2005. Instructional Technology and Media for Learning. New York: Merril Prentice Hall.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Sumiati & Asra. (2008). Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.













RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidika                  : SMA N 7 Kerinci
Kelas/ Semester                       : X / II (Dua
Mata Pelajaran                      : Sosiologi
Pertemuan                             : Kesebelas
Alokasi Waktu                       : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi                : Menerapkan nilai dan norma dalam proses pengembangan kepribadian
Kompetensi Dasar                  : Mendiskripsikan terjadinya perilaku menyimpang dan sikap-sikap anti sosial

Indikator Pencapaian Kompetensi
Tujuan Pembelajaran
a.       Mendefinisikan  perilaku menyimpang
b.      Mengklasifikasi bentuk-bentuk perilaku menyimpang
c.       Mengklasifikasi sebab-sebab perilaku menyimpang
Setelah melakukan diskusi diharapkan siswa dapat:
  1. Siswa mampu mendefinisikan perilaku menyimpang
  2. Siswa mampu mengklafikasikan bentuk-bentuk perilaku menyimpang
  3. Siswa mampu mengklafikasikan sebab-sebab perilaku menyimpang






Materi Pembelajaran
A.   Fakta
    

Pembunuhan                                      Koruptor
                        
B.    Konsep
Penyimpangan adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku didalam masyarakat.
C.   Prinsip
Dalam kehidupan bermasyarakat tidak terlepas dari penyimpangan-penyimpangan sosial karena setiap penyimpangan didasari oleh tujuan dan fungsi yang berbeda-beda

Metode / Alat Pembelajaran: Metode Diskusi Interaktif
Kegiatan Pembelajaran    
Kegiatan
Waktu
A. Pendahuluan
a.       Guru mengkondisikan keadaan kelas
b.      Pembacaan do’a
c.       Guru memeriksa kehadiran siswa
d.      Guru menyampaikan hasil kerja kelompok berdasarkan minggu kemaren
e.       Guru bersama siswa mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan kehidupan siswa sehari-hari.
f.       Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan kepada siswa tentang materi pokok, standar kompetensi, kompetensi dasar, hasil belajar dan tujuan pembelajaran.
g.      Guru menyampaikan pelajaran yang akan dipelajari hari ini yaitu materi tentang pemyimpangan sosial
h.      Guru menjelaskan tata cara pembelajaran yang akan dilaksanakan
i.        Guru membagikan masalah-masalah yang berkaitan tentang nilai dan norma kepada masing-masing ketua kelompok
j.        Kemudian ketua kelompok membagikan masalah tersebut kepada anggota kelompoknya

B. Inti
1. Ekplorasi
a. Masing-masing kelompok berfikir sendiri tanpa komunikasi dengan anggota lain selain anggota kelompok untuk mencari jawaban permasalahan yang dibahas
b. Setelah jawaban permasalahan didapat, masing-masing kelompok menuliskan jawabannya dalam selembar kertas dan mencantumkan nama pembuat jawaban.
c. Setelah semua jawaban dari masing-masing kelompok tersebut ditulis barulah siswa disuruh untuk duduk bersama anggota kelompoknya
d. Jawaban dikumpulkan kepada masing-masing ketua kelompok dan ditata dalam kelompok, kemudian ketua kelompok membacakan jawaban dari anggota kelompoknya tersebut, bila anggota membutuhkan penjelasan jawaban lebih lanjut, maka dapat dilakukan oleh pemberi ide bersangkutan.
e. Anggota kelompok mendiskusikan jawaban yang telah dikumpulkan dan mencari jawaban yang dianggap paling benar.
f. Setiap anggota kelompok menghindari untuk mengkritik atau mencela pendapat peserta lain.
2. Elaborasi
a. Hasil yang diperoleh oleh masing-masing kelompok selanjutnya dipresentasikan didepan kelas agar semua kelompok dapat mengetahui jawaban setiap kelompok.
b. Setelah diperoleh keputusan kelompok maka hasilnya diserahkan kepada guru, selanjutnya dilakukan diskusi dibawah pimpinan guru.  
c. Guru sebagai fasilitator memimpin diskusi. Peran guru di sini  menentukan lancarnya interaksi antara setiap kelompok, juga menentukan berhasilnya proses negosiasi.
3. Konfirmasi
a. Guru dapat mengajukan pertanyaan atau menanggapi dan meluruskan jawaban dari siswa, sehingga lebih mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan.
b. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari hasil diskusi mengenai pengertian nilai dan norma social yang ada didalam masyarakat.
c.  Karakteristik yang muncul pada langkah ini terdapat interaksi antara siswa dengan siswa, dan antara siswa dengan guru
a.   Penutup
a.       Guru menyampaikan bahwa minggu berikutnya akan diadakan posttes
10 menit












60 menit




















10 menit





10 menit

Penilaian Hasil Belajar
  1. Penilaian tanya jawab sewaktu proses pembelajaran berlangsung
  2. Keaktifan
  3. Penilaian kehadiran
  4. Penilaian sikap
  5. Penilaian kuis
  6. Penilaian tugas
  7. Penilaian rangkuman
Sumber Belajar
a.       Kun Maryati & Juju Suryawati. 2004. Sosiologi SMA untuk Kelas X. Jakarta: Esis
b.      Siti Waridah Q.J. Sukardi & Isdiyono. 2004. Sosiologi Kurikulum 2004 Kelas X SMA. Jakarta: Bumi Aksara
c.       Erianjoni. 2003. Buku Ajar Perilaku Menyimpang. Padang: Sejarah Fakultas Imu-Ilmu sosial
d.      Idianto Muin. 2006.Sosiologi KTSP SMA kelas X. Jakarta: Erlangga
e.       Internet 



No comments:

Post a Comment